Kota Thaif, sebuah kota sejuk di pegunungan barat Arab Saudi, tidak hanya dikenal karena keindahan alam dan kesejukannya, tapi juga menyimpan salah satu kisah paling menyentuh dalam perjalanan dakwah Rasulullah SAW. Thaif menjadi saksi luka dan kesabaran, sekaligus tempat lahirnya doa-doa penuh cinta dari seorang Nabi yang hatinya lapang meski disakiti.

 

Sekilas Tentang Kota Thaif

Terletak sekitar 70 km sebelah tenggara Mekah, di atas ketinggian lebih dari 1.700 meter, Thaif dikenal sebagai kota dengan udara sejuk, kebun buah, dan bunga mawar. Namun jauh sebelum menjadi kota wisata seperti sekarang, Thaif adalah benteng kuat kaum musyrik dari kabilah Bani Tsaqif.

Perjalanan Rasulullah ke Thaif

Setelah wafatnya dua pelindung terdekat Rasulullah SAW, istrinya Khadijah dan pamannya Abu Thalib, dakwah Islam di Mekah semakin berat. Dalam masa yang disebut sebagai ‘Amul Huzn (Tahun Kesedihan), Rasulullah memutuskan pergi ke Thaif untuk mencari perlindungan dan dukungan dari kabilah Bani Tsaqif. Beliau ditemani Zaid bin Haritsah, berjalan kaki sejauh ±80 km, demi menyampaikan risalah Islam. Namun, apa yang beliau temui di Thaif justru adalah penolakan dan penghinaan. Para pemuka Thaif bukan hanya menolak dakwah Rasulullah, tetapi juga menghasut anak-anak dan orang-orang bodoh untuk melempar batu kepada Nabi. Hingga tubuh beliau berdarah, dan sepatu beliau dipenuhi darah suci yang mengalir dari luka di kakinya.

Doa yang Menggetarkan Langit

Setelah terusir dan berlindung di sebuah kebun milik dua orang Quraisy, Rasulullah SAW tidak memanjatkan doa kebinasaan atas penduduk Thaif, melainkan sebuah doa yang mencerminkan keagungan hati dan kasih sayangnya:

“Ya Allah, kepada-Mu aku mengadu karena lemahnya kekuatanku, sedikitnya dayaku, dan kehinaanku di hadapan manusia… Jika Engkau tidak murka padaku, maka aku tidak peduli”

Doa ini menjadi simbol kesabaran dan keteguhan hati. Bahkan, saat malaikat penjaga gunung datang dan menawarkan untuk menghancurkan Thaif, Rasulullah menjawab dengan lembut:

“Jangan… Aku berharap dari keturunan mereka akan lahir orang-orang yang menyembah Allah.”

Dan benar, bertahun-tahun kemudian, Thaif masuk Islam dengan penuh kemuliaan, dan menjadi salah satu kota penting dalam sejarah Islam.

Dari Luka Menjadi Cinta

Thaif hari ini mungkin dikenal karena kebun buah dan kesejukannya, tetapi bagi umat Islam, Thaif adalah lambang perjuangan, kesabaran, dan cinta Nabi Muhammad SAW yang tiada batas. Kisah beliau di kota ini mengajarkan bahwa saat dunia menolak, kita tetap bisa memaafkan dan berharap — karena Allah selalu bersama orang-orang yang sabar.

Semoga kita bisa mewarisi sifat sabar dan kasih sayang Rasulullah SAW dalam menghadapi ujian hidup. Aamiin.

 

Rindu ke Tanah Suci?
Yuk wujudkan niat ke Baitullah bersama HMB

Gratis City Tour Kota Taif

Paket umrah aman, nyaman, dan terjangkau, dibimbing oleh tim berpengalaman dari awal hingga akhir. InsyaAllah lebih tenang, lebih siap, dan lebih bermakna.


Segera daftar, tempat terbatas!

 

#haji #umrah #umroh #makkah #madinah #hajiaman #hajinyaman #umrahaman #umrahnyaman #umrahterpercaya #hajiterpercaya #taif